LongReload Dealer Pulsa Murah Jabodetabek

SELAMAT DATANG DI LONGRELOAD, DISTRIBUTOR PULSA ELEKTRIK, TOKEN PLN, VOUCHER GAMES ONLINE, PPOB, TERPERCAYA, TERCEPAT, TERAMAN DAN TERMURAH.
 
Alamat: JL.H.JASIRIN RT 01/05 NO.15 JATIUWUNG CIBODAS TANGERANG 15134
No HP: 085781463000

Seperti Kita ketahui pertumbuhan pengguna HP (ponsel) terus meroket, dengan harga Handphone yg semakin murah, semua orang dari kalangan bawah sampai atas, dari anak2 hingga orang tua sudah memiliki HP, dan otomatis untuk menggunakannya butuh "Pulsa" untuk kelancaran komunikasi mereka.
Untuk itu kami LongReload menawarkan tambahan penghasilan dengan menjadi mitra kami sebagai pengguna sekaligus pengembang bisnis ini, jadi bisnis pulsa elektrik/ elektronik bisa kita lakukan dimana saja, karena pulsa sudah menjadi bagian dari kebutuhan kita sehari-hari.

Di LongReload cukup dengan mendaftarkan satu no HP saja secara GRATIS!!, anda sudah dapat melakukan pengisian pulsa elektrik untuk ke semua operator pulsa GSM/CDMA, juga pulsa Listrik (Token PLN) dan Voucher Games On-Line bahkan bisa untuk pembayaran tagihan telepon dan PLN. Pulsa All Operator saat ini masih menjadi Alternatif yg terbaik bagi yg ingin memulai Usaha penjualan Pulsa dengan modal terbatas. Di sisi lain, pastilah ada kelemahan karena system Pulsa All operator ini menggunakan Server sbg media perantaranya, jadi sewaktu2 ada kalanya mengalami gangguan.
Bagaimana? Anda tertarik?,
Oleh karenanya untuk mengatisipasi gangguan2 tersebut kami mempunyai server sendiri yg Handal dengan Spesifikasi yang tinggi, didukung dengan Software yg sudah teruji Stabil (Otomax Enterprise) Original. Kami menyediakan beberapa nomer tujuan transaksi SMS Center yang bisa diakses oleh semua nomor operator GSM, dan diproses oleh Multi server yang ditangani oleh orang-orang yang kapable dan sangat konsen serta berpengalaman di bidang nya Untuk menampung semua kegiatan transaksi anda, server dengan realibilitas dan kecepatan tinggi.

LongReload merupakan Dealer/Distributor Pulsa Murah Elektrik Semua Operator, Tersedia pulsa murah elektronik dari seluruh provider seluler di Indonesia, seperti: Indosat , Telkomsel, XL, Flexi, Fren, Esia, StarOne, Three. juga pulsa Listrik (Token PLN) dan Voucher Games On-Line seperti Gemscool, Go Game, cabal, Digicash, Cherry, Fashback, Lyto dan lain-lain bahkan tersedia juga Voucher TV Kabel Telkom Vision, dan PPOB untuk pembayaran tagihan PLN, Telepon Rumah, Speedy dll. Semua Produk berlaku Nasional di indonesia, kendati demikian LangReload memprioritaskan Mitranya berada di Region Jabotabek meliputi Jakarta, Bogor, Depok,  Tanggerang, Bekasi, Cikarang, Serang, Pandeglang Banten, Cikampek, Rangkas dll. dikarenakan Operator yg memberlakukan Hard Cluster. hal ini untuk menjaga agar Stok Pulsa Murah tetap tersedia, baik itu di Region Jabodetabek maupun di luar daerah.

Keuntungan yang akan anda dapat dengan menjadi agen longreload Adalah :
  • Pendaftaran Gratis !!
  • Deposit tidak akan hangus dan tidak ada target
  • harga pulsa murah
  • Menjadi Agen pulsa kami otomatis anda bisa mencari agen lain dan dijadikan agen pulsa anda sendiri , dan bisa mensetting keuntungan sendiri.
  • Transaksi 24 Jam
  • Web Report
  • Produk Pulsa Lengkap All Operator All Denom, Termasuk Token PLN dan Voucher Games Online.
Dijamin Real Bisnis, penghasilan yg anda dapat tergantung seberapa besar usaha anda dalam pengembangan bisnis ini. Akhir kata semoga Sukses Selalu bersama LONG RELOAD.

TELKOMSEL KERJASAMA DENGAN YAHUDI ISRAEL



Direktur Utama Telkomsel Sarwoto Atmosutarno akhirnya mengakui, Amdocs itu bagian da ri perusahaan telekomunikasi Israel. Pengakuan itu dikemu­kakan saat gelar rapat dengan pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR di gedung DPR Jakarta, Kamis (23/6).
Dalam RDP, anggota DPR menghujani pertanyaan pedas tentang alasan Telkomsel mem­pertahan kan Amdocs dalam Pro yek Customer Relationship Management (CRM) senilai Rp 1,8 triliun. Salah satu pertanyaan adalah apakah benar Amdocs perusahaan milik Israel?
Dihujani pertanyaan, Sarwoto hanya bisa terdiam dan muka tertunduk, sambil men dengar satu persatu pertanyaan anggota DPR. Akhirnya bos Telkomsel itu mengakui bahwa Am­docs merupakan perusahaan telekomunikasi Israel.
Namun, Sarwoto tetap menjamin tidak akan ada kebocoran data pelanggan atas ma­suknya perusahaan asal Israel itu ke sistem penagihan (billing system) dan perangkat CRM mereka.
Ia menegaskan, Amdocs tidak bisa menyentuh data pelanggan Telkomsel karena ada lock dan memakai security password yang berlapis untuk mengamankan kepentingan negara.
“Itu jaminan dari kita (Telkomsel),” tegas Sarwoto. Telkomsel menunjuk Amdocs untuk Operating System Software (OSS), Billing Software System (BSS) dengan nilai proyek senilai Rp 1,2 triliun pada akhir Februari 2011 dan proyek CRM senilai Rp 1,8 triliun pada Mei 2011 lalu.
Dalam kesempatan serupa, Anggota Komisi I DPR  asal Demokrat Roy Suryo menyayang­kan, sikap Telkomsel yang telah melakukan kebohongan publik terhadap status Amdocs.
Telkomsel terkesan menutup-nutupi keberadaan Amdocs yang jelas-jelas memiliki afiliasi dengan Israel. Ia  mempertanyakan urgensi Telkomsel mempertahankan Amdocs dalam proyek CRM.
Sejatinya, ia menentang keras perusahaan Israel masuk di industri telekomunikasi Indonesia, meski Telkomsel menjamin keamanan data pelanggan.
“Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Israel belum ada. Kenapa perusahaan itu dimasuk kan? Stabilitas industri telekomunikasi bisa terganggu,” kata Roy dengan nada tegas.
Roy kembali meyakini Amdocs adalah perusahaan IT ber bendera Israel dan fakta itu tidak bisa dibantah. Dalam laporan keuangan Amdocs di tahun 2009 disebutkan, sebesar 100 persen saham Amdocs Inc. yang berdomisili diMissouri, AS, dimiliki Amdocs Ltd. yang bermarkas di Ra‘na, Israel.
Di AS, katanya, Amdocs Inc hanya berperan sebagai principal operating subsidiaries atau anak perusahaan operasional Amdocs Ltd di Israel.
Hal senada juga dikatakan Fardan Fauzan asal Demokrat. Menurut dia, pemilihan Amdocs sebagai pengelola sistem penagihan (billing system) dan CRM disinyalir bisa  berisiko tinggi.
Ia khawatir data-data pelanggan akan disalahgunakan untuk hal-hal yang diperlukan intelegen mereka, seperti penyadapan. (muslimdaily.net, 30/6/2011)

KONSPIRASI OPERATOR CELLULAR INDONESIA

131809429417987945
Tahukah Anda bahwa perusahaan komunikasi seluler Telkomsel yang mempesona ini sarat muatan komersil dan politis? Telkomsel yang ternyata sahamnya dimiliki juga Indosat sebesar 35% itu  disinyalir memainkan  peranan sebagai “pengumpul dana”  untuk kepentingan komersial dan politik.
Telkomsel yang dimiliki oleh Indosat  -disebut-sebut adalah saingan Telkomsel-   disinyalir memainkan peranan Kartel di bidang industri telekomunikasi di tanah air bersama beberapa operator seluler lainnya.  Mereka sepertinya bersepakat mengatur “permainan” agar langgeng dan dapat meraup berbagai tujuan masing-masing operator.
Mereka yang terlibat dalam kartel tersebut memperlihatkan kepada publik bahwa seolah-olah mereka bersaing dalam permainan yang amat keras, akan tetapi sesungguhnya pada level top pemilik saham mereka mengatur irama itu dan tertawa terbahak-bahak menyaksikan upaya pembodohan pelanggan yang dilancarkan oleh masing-masing operator melalui iklan dan promosi taktis, padahal semua operator itu berada dalam kendali kerajaan kartel si Raja Telekomunikasi Indonesia.

Analisa keterkaitan Telkomsel dalam jaringan Kartel.
Sebagai perusahaan yang telah menjadi operator seluler nomor satu di Indonesia (berdasarkan standard penguasaan pangsa pasar dan jumlah pelanggan) Telkomsel telah tumbuh menjadi perusahaan telekomunikasi raksasa di Indonesia bahkan di Asia.
Di Indonesia dengan meraih jumlah pelanggan 100 juta pelanggan pada Mei 2011 dan menguasai 51% market share (pangsa pasar) tahun 2007, Telkomsel telah menjalin kerjasama dengan mitra operator di berbagai dunia. Disebutkan dalam berbagai informasi, Telkomsel berhasil membuka jaringan kerjasama dengan 155 negara.
Melihat reputasi dan keterkaitan pembagian saham Telkomsel dengan “saingannya” Indosat sebagaimana disebutkan di atas, apa yang ada dalam pikiran kita selain munculnya rasionalitas sebagai respon atas kejanggalan dan keanehan tersebut?
Untuk lebih jelasnya mari perhatikan beberapa catatan penting tentang jaringan “krodit” operator kelas wahid kita sebagai berikut :
  1. Pembagian saham Telkomsel adalah : 65%  oleh  PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk ( atau disebut “Telkom” saja) Indonesia dan 35% untuk Indosat, Tbk. Dari 65% saham milik Telkom, Tbk ini  dimiliki oleh Singtel (Singapore) sebesar 35%, artinya, saham yang murni dimiliki Telkom, Tbk hanya 30% saja, itu pun belum dikurangi saham milik publik yang juga tedapat dari pihak asing.
  2. Indosat, Tbk sendiri dimiliki oleh jaringan multi taipan dari berbagai negara, dengan demikian tak mustahil Indosat, Tbk itu sahamnya dikuasai oleh para taipan dari bebrapa negara, antara lain :  QTEL Asia  sebesar 65% (milik kongomerat Qatar setealh dijual oleh STT Singapore ke Qatar),   Skagen dari  AS  sebesar 5,57%. Setelah itu barulah Pemerintah RI (14,29%) dan publik (15,14%. Lihatlah kepemilikan saham kita (Pemerintah 14,29% dan publik 15,14%, jika keduanya dijumlahkan hanya 29,43% saja. Tidak sampai 35% seperti jumlah saham Telkomsel yang yang dimiliki Indosat, Tbk.
  3. Sementara itu, PT Telekomunikasi Indonesia yang menguasai 65% saham Telkomsel, ternyata dimiliki oleh para taipan kaliber kakap asing, sebesar 45,58%. Sedangkan Pemerintah RI (BUMN PT Telkom, Tbk) sebesar 51,19%. Sisanya, 3,23% saja dimiliki oleh “anak negeri.”
  4. Siapakah taipan kaliber asing yang menguasai 45,58% saham PT Telkom, tbk? Ternyata pemiliknya paling dominan adalah lagi-lagi dari SingTel singapore.
Atas dasar data dan fakta di atas  kita dapat mengambil beberapa  kesimpulan utama, yaitu :
  • Industri telekomunikasi di tanah air TELAH dikuasai oleh pihak Asing.
  • Adanya persekongkolan dalam industri telekomunikasi kita dalam jaringan Kartel Telekomunikasi.
  • Ternyata pemiliknya yang “itu-itu saja” alias dia-dia juga.
  • Telkomsel memainkan peranan penting dalam Kartel tersebut.
  • Telkomsel terindikasi menjadi “Sapi Perah” untuk tujuan komersil dan Politik negara asing
  • Pemerintah tidak berdaya mengatur deregulasi bidang telekomunikasi yang menguntungkan kepentingan bangsa (pengguna) dan negara karena berhadapan dengan jaringan mafia komunikasi asing.
Telkomsel dan beberapa operator lainnya, telah menjelma menjadi kendaraan strategis  yang dipergunakan oleh para taipan asing untuk meraup keuntungan optimal dari Indonesia. Idea dan inovasi apapun dilakukan atas nama profesionalisme dan layanan prima, padahal di dalamnya Telkomsel telah menjadi “sapi perah” untuk kepentingan politik dan komersial para Taipan.
Kepentingan politik terhadap Telkomsel adalah, operator seluler ini digunakan untuk meraup keuntungan  bagi kepentingan negara asing dan berkaitan dengan bargaining pada bidang yang sama dalam kepemilikan di PT Telekom, PT Indosat, PT.Indosat, PT.Excelcomindo,  PT.Natrindo (Lippo Telecom),  PT.Cyber Access, PT. Mandara Seluler dan Twinwood Ventura. Semua perusahaan seluler itu dimiliki oleh taipan kaliber dunia terutama dari Singapore dan Malaysia.
Menggoyang Telkomsel dari cengkeraman Taipan asing sama halnya menganggu stabilitas di beberapa perusahaan operator seluler lainnya. Lihatlah bagaimana mereka menguasai saham-saham perusahaan operator seluler kita, sebagai berikut :
  1. PT.Telkomsel 35% sahamnya dipegang oleh SingTel anak perusahaan Temasek Singapore.
  2. PT.Natrindo (Lippo Telecom) 95% sahamnya dikuasai Maxis Communication, PT.Cyber Access 60% sahamnya dikuasai Huctchinsons Telecom Hongkong.
  3. PT.Mandara Seluler, 24,7 % sahamnya dikuasai Polaris Mobile. Juga tercatat Twinwood Ventura dari Sampoerna Group menguasai 58% saham PT.Mandara Seluler.
  4. PT.Excelcomindo 66,98% sahamnya dikuasai Telekom Malaysia.
  5. PT.Indosat 41,94 % sahamnya  (sebelum dijual oleh STT ke QTEL ASIA) dikuasai ST Telemedia (STT) anak perusahaan Temasek Singapore,
Oleh karenanya tidak heran, mengapa pemerintah kita dan Telkom, Tbk sendiri  yang telah berkoar-koar sejak tahun 1997  hingga kini (4 tahun lamanya) akan melakukan buyback, ingin akuisisi, ingin menguasai dan berbagai istilah yang bernada menghibur publik,  BELUM dapat membuktikan rencana tersebut sebelum berakhirnya MoU yang telah ditandatangani. Jadi apapun kondisi dan situasinya, para Taipan yang tergabung dalam Kartel tersebut tidak akan memberi ruang gerak dan kesempatan kita untuk mengatur strategi melepaskan Telkomsel dari jeratannya.
Mungkin suatu saat ketika para taipan sudah puas dan melihat Telkomsel dan operator di tanah air sudah mampu mandiri atau sudah terpecah belah karena reformasi dalam industri telekomunikasi, bisa jadi para taipan dalam kartel tersebut melepas cengkeramannya.
Permainan maut Telkomsel pencabut Nyawa Pulsa
Oleh karena itu tak heran, apapun dilakukan untuk meraup keuntngan optimal termasuk metode-metode dan skema pembodohan pelanggan melalui iklan dan lebih parah lagi adalah melalui pesan SMS yang menjebak dan menipu membuat kita geleng-geleng kepala karena diperlakukan seolah-olah tidak mengerti sama sekali sedang dalam jebakan maut mereka.
Lihatlah apa yang sedang santer dan heboh dibicarakan saat ini. Lihatlah betapa vulgarnya Telkomsel mengirim SMS mulai betema “Mama Minta Pulsa” hingga “Hadiah Gratis Untuk Anda dengan menjawab 5 Pertanyaan berturut-turut.”  Belum lagi aneka jebakan maut menyedot “nyawa” pulsa pelanggan melalui konten murahan yang disewa oleh beberapa provider di Telkomsel.
Soal keuntungan dari permainan maut itu tidak tanggung-tanggung. Bayangkan saja sekali pesan itu Anda terima  maka Anda akan dikirim SMS berbahaya beberapa kali yang berujung pada habisnya “nyawa” pulsa Anda akibat disedot sebesar Rp.2000,- per SMS haram tersebut.
Apa tanggapan anaka-anak, ibu-ibu atau pelanggan di kota dan pedesaan yang masih kurang memiliki wawasan obyektifitas  saat menerima pesan Telkomsel yang menawan tersebut? Mereka menekan tombol yes (setuju atau mengikuti petunjuk atau perintahnya. Lalu tekan Yes, tanda setuju), akibatnya fatal, pulsa mereka tersedot dengan cepat. Tragisnya bukan hadiah yang di dapat malah minta uang lagi untuk mengisi pulsa yang terbuang percuma dan sia-sia.
Percuma dan sia-sia bagi kita, tapi menarik untuk Telkomsel. Lihat saja, berapa orang yang mampu terkoceh setiap hari? Katakan dari total 100 juta pelangganTelkomsel, hanya 5% saja yang terjebak setiap hari, atau katakanlah hanya 5% pelanggan Telkomsel yang terjebak dalam satu bulan terakhir, artinya ada sekitar 5 juta pelanggan yang memberikan pulsanya kepada Telkomsel.
Dari 5 juta pelanggan tersebut, mereka terjebak permainan sebanyak 5 kali saja (karena menjawab 5 kali pertanyaan) dengan baya per SMS katakanlah Rp.1000,- per SMS. Artinya ada sebanyak 5 juta pelanggan yang dirampok oleh Telkomsel sebesar Rp.5000.- per orang. Jika ditotal jumlahnya mencengangkan, yaitu mencapai Rp.25 miliar. Berapa  lamakah sudah permainan itu dijalankan oleh Telkomsel? Apakah tidak menarik?
Taipan Telkomsel Tak Terbendung?
Jangan berpikir lagi adanya kompetitor murni di dalamya, yang  ada hanyalah kompetitor gadungan alias kompetitor rekayasa. Memang benar ada kompetisi dalam memerankan peranan masing-masing untuk menaikkan rating keuntungan bagi korporate masing-masing, tapi semua akhirnya bermuara pada taipan-taipan kaliber dunia yang sedang termehek-mehek melihat skenario sandiwara penuh fulus itu berjalan dengan sukses.
Adanya tekanan kepada Meninfokom juga tidak bergema sama sekali. Malah dalam wawancanra dengan TV One minggu lalu, Menteri Tifatul Sembiring seperti tidak semangat membahas hal ini. Secara eskplisit ia tidak terlalu semangat melepaskan peranan Taipan dalam menguasai Telkomsel, tetapi secara implisit dari raut wajah dan sikapnya terbersit ketidak mampuan pemerintah intervensi terlalu dalam tentang rencana tersebut.
Apa yang dipikirkan oleh pak Tifatul? Biarlah pak Tifatul sendiri yang mengetahui detailnya. Sama halnya biarlah kita menerka-nerka apa sebetulnya yang melatar belakangi permainan maut Telkomsel ini, termasuk menerka-nerka melalui tulisan ini.
Apapun yang kita lakukan tidak akan mengubah perilaku dan strategi para Taipan itu secara permanen. Lihat saja apa yang pernah dilakukan oleh Indonesia Telecommunication Users Group (ID.TUG) saat melaporkan Direktur Utama (Dirut) PT Telkomsel, Sarwoto Atmo Sutarno (pada saat itu -red) ke polisi pada 12/10/2009 lalu. Ia dijerat UU Perlindungan Konsumen dan UU tentang Telekomunikasi terkait dengan perubahan layanan bagi pengguna Telkomsel Flash (T-Flash), yang dinilai merugikan pelanggannya.
Proses atas berbagai kasus pengaduan apapun terhadap Telkomsel tidak jelas juntrungannya. Bisa jadi UU No 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen pun tidak akan mampu meredam laju para Taipan yang sudah haus tak kepalang menyedot momentum hebat ini.
Mungkin beberapa saat ke depan intensitasnya diturunkan, tapi setelah itu penyakit itu kumat lagi dengan pola  penuh inovatif  dan dalam bentuk permainan yang tak kalah impresif tapi menggoda para Taipan untuk menyedot pulsa kita, he..he..he..
Salam Kompasiana,
abanggeutanyo

CLUSTERISASI OPERATOR CELLULAR (TERUTAMA TELKOMSEL)

Beberapa hari ini rekan-rekan sesama pengusaha pulsa elektrik “multi chip” atau biasa disebut server pulsa, kasak-kusuk membicarakan penerapan cluster dari telkomsel yang dinilai sebagian besar pengusaha pulsa untuk mematikan bisnis mereka. lha koq bisa?
Sebab musababnya adalah berlakunya system cluster, dimana setiap penjual/pemegang chip mkios (kartu chip seluler yg dikeluarkan oleh telkomsel dan dipergunakan untuk keperluan penjualan pulsa elektrik dari telkomsel) HANYA diperkenankan melayani pembeli yang berada dalam satu are jangkauan BTS (Base Transceiver Station) atau menara antenna,(BTS sendiri biasanya hanya mencakup per kelurahan untuk operator besar dan per kecamatan untuk operator menengah)
Artinya, bagi pembeli harus membeli sendiri pulsanya ke konter terdekat dan saat pengisian pulsa terjadi, posisi si pembeli harus “tetap berada” di konter/si penjual. Lah, kalo nitip gimana?
Kalo si penitip masih dalam satu area jangkauan BTS atau masih satu BTS sih nggak masalah
Lah, kalo mau ngasih pulsa ke sodara di kampung nun jauh di mato gimana?
Nah disinilah repotnya, si penjual akan tercatat melakukan outer cluster atau malah lintas cluster jika jauh disana posisi si penerima pulsa, karena telkomsel bisa mendeteksi area BTS si penerima(canggih ya?!). Semakin banyak penjual melakukan transaksi outer maka resikonya adalah chip/kartu si penjual akan terkena suspend atau pembekuan dan kalo mau ngorder lagi tidak akan dilayani (kecuali bikin chip baru lagi, yang artinya tambah biaya lagi untuk pembuatan chip yg rata-rata dipatok 20rb/25rb, dan artinya yg lain lagi, modalnya nambah lagi, itu juga kalo dikasih sama dealer mkiosnya untuk bikin chip lg ya!!,)
Kenapa ndak pindah ke dealer lain aja mas e?
Lah mana bisa? Biasanya dealer itu ditetapkan satu dealer per kabupaten/kota (mirip monopoli ya?)
Hmmm… bisa dikatakan demikian, lha wong saya pernah ngorder pulsa tapi diwajibkan beli perdana simpati, padahal ndak perlu saya nya, dan lebih kaget lagi, ternyata masa kadaluarsa kartunya Cuma kurang dari 2 bulan lagi, nah syukurin yo.?? Mau ndak mau kan, lha wong nggak ada tempat yang jual lagi selain disitu
Kembali ke rekan-rekan server tadi ya…
Server itu kan kerjanya membeli pulsa dari tiap-tiap operator (mkios telkomsel/mtronik indosat/dompul xl/ dll lah) trus dikumpulin, dan dengan bantuan komputer (ini wajib ya, kalo pake hape secara manual, bisa diurut tuh jempolnya) dijual kembali/didistribusikan kembali ke konter-konter kecil biasanya (kenapa konter kecil bro?? emang yang gede-gede nggak mau ya?) hmm,.. mau juga sih, tapi biasanya konter-konter akbar (maksudnya konter besar, bukan konternya si akbar) itu sudah memiliki chip masing-masing operator, meski agak ribet harus nyiapin hape untuk masing-masing chipnya (kalo chip-nya ada 5, ya harus 5 juga hape-nya) dan konter-konter besar ini tentunya sudah punya modal yang cukup besar (kenapa harus modal-nya besar? Ya kan untuk ngorder masing-masing operator perlu dana juga pak/bu,..) missal untuk ngisi chip mkios 200rb/ chip dompul xl nya 200rb/ mtronik indosatnya 200rb, total itu aja sudah 600rb toh? Belum yang  lainnya.
Lah kalo pake “multi chip” kan tinggal isi deposit 100rb, bisa untuk transaksi semua operator, enak toh?!
Kalo yang mau ngirit untuk kebutuhan keluarga juga bisa, tinggal deposit 100rb, bisa buat ngisi pulsa suami/istri, anak, si mbak asisten rumah tangga, saudara, hemat toh?! (kan dapet harga agen) Sukur-sukur tetangga juga mau ngisi, asal jangan ngisiin TTM/selingkuhan aja ya?? Jangan!!! Daftarin sendiri maksudnya,.. hehehh… jangan, jangan.!!
Kembali ke server “multi chip” tadi…
Darisini, sebenarnya mulia ya tugas para rekan-rekan pengusaha server ini, bisa munumbuhkan usaha (atau jiwa enterpreunership istilah kerennya), untuk para pemodal pas-pasan untuk bisa jualan pulsa, dan mestinya juga mencari keuntungan dan usaha yang halal untuk menghidupi keluarga.
Kembali ke cluster sekarang…
Lalu, keterkaitannya cluster sama server tadi apa?
Begini, server itu kan jualannya mencakup seluruh penjuru negeri, dari sabang sampai merauke, (karena mereka juga promosinya online via jejaring social/blog bahkan website, nah otomatis “member” atau pelanggannya tidak hanya di satu BTS di tempat si pemilik server. Lah berarti si penjual(dalam hal ini pemilik server) akan terkena outer/lintas cluster dong  Karena berjualan di luar area BTS-nya?
Yup… betul… dan sudah pasti chipnya akan di suspend,
Waduh kasian amat yak, mau usaha tapi dipersulit?!
Yo wis, syukurin biar mati sekalian usahanya, biar makin banyak pengangguran di bumi Indonesia tercinta ini.
Biar Cuma para pemunya modal yang bisa buka usaha
Ckckkcckckck…..
Apa itu yang dimau? Atau anda juga malah setuju dan sependapat dengan para operator besar itu?
Saya sih Cuma bisa menuliskan keluh kesah ini disini sambil prihatin akan tindakan-tindakan para pengusaha besar (nggak semua lho ya!! Masih ada koq beberapa yg baik) meski dengan alasan manjaga stok di tiap daerah agar tetap merata(maksudnya, stok di daerah A, Cuma untuk para reseller daerah A, jadi tidak ada reseller daerah B bisa beli di dealer A, yang menyababkan stok daerah A habis duluan daripada yang di daerah B.), tapi apa ya Cuma ini solusinya?
Dan kini…….
Hari ini di beberapa agen “MULTI CHIP” sudah mulai menaikkan harga pulsa telkomsel mereka akibat hukum ekonomi yang mengatakan, bila stok kosong dibarengi dengan permintaan yang meningkat, maka meningkat pula harganya (agak aneh ya bahasanya? Biarin, pake bahasa saya aja, yang penting apa yang saya maksudkan dimengerti, hehe..) lah iya, gimana tidak kosong stok-nya, lha wong para pemilik server tidak dikasih “jatah” order lagi karena kebanyakan transaksi lintas/outercluster itu tadi.
Dan efeknya….
Di beberapa konter harga pulsa untuk anda juga akan meningkat, terutama di konter-konter pengguna “multi chip” itu tadi, dan mungkin pendapatan mereka para konter-konter mini itu juga akan berkurang…
Hmmm….
Sudah sekian dulu lah keluh kesahnya.. kalo saya lagi sadar nanti tak tambah atau tak edit lagi, jadi jangan Cuma sekali bacanya, siapa tau nanti tak edit trus situ nggak baca lagi, jadinya ada kesalahpahaman diantara kita.
Cibinong, 08 januari 2012.
Diiringi kenaikan harga pulsa telkomsel di beberapa tempat
Ttd
Penulis amatiran
Nambah:
Untuk beberapa contoh keluhan para pengusaha pulsa dapat dilihat,
http://www.facebook.com/groups/gerakanmembunuhclusterisasi/
Untuk para Reseller pulsa Multi Chips yg merasa dirugikan bisa gabung di sana

SUMBER