
Dalam
RDP, anggota DPR menghujani pertanyaan pedas tentang alasan Telkomsel
mempertahan kan Amdocs dalam Pro yek Customer Relationship Management
(CRM) senilai Rp 1,8 triliun. Salah satu pertanyaan adalah apakah benar
Amdocs perusahaan milik Israel?
Dihujani
pertanyaan, Sarwoto hanya bisa terdiam dan muka tertunduk, sambil men
dengar satu persatu pertanyaan anggota DPR. Akhirnya bos Telkomsel
itu mengakui bahwa Amdocs merupakan perusahaan telekomunikasi Israel.
Namun,
Sarwoto tetap menjamin tidak akan ada kebocoran data pelanggan atas
masuknya perusahaan asal Israel itu ke sistem penagihan (billing system) dan perangkat CRM mereka.
Ia
menegaskan, Amdocs tidak bisa menyentuh data pelanggan Telkomsel karena
ada lock dan memakai security password yang berlapis untuk mengamankan
kepentingan negara.
“Itu
jaminan dari kita (Telkomsel),” tegas Sarwoto. Telkomsel menunjuk
Amdocs untuk Operating System Software (OSS), Billing Software System
(BSS) dengan nilai proyek senilai Rp 1,2 triliun pada akhir Februari
2011 dan proyek CRM senilai Rp 1,8 triliun pada Mei 2011 lalu.
Dalam
kesempatan serupa, Anggota Komisi I DPR asal Demokrat Roy Suryo menyayangkan, sikap Telkomsel yang telah melakukan kebohongan publik
terhadap status Amdocs.
Telkomsel
terkesan menutup-nutupi keberadaan Amdocs yang jelas-jelas memiliki
afiliasi dengan Israel. Ia mempertanyakan urgensi Telkomsel mempertahankan Amdocs dalam proyek CRM.
Sejatinya,
ia menentang keras perusahaan Israel masuk di industri telekomunikasi
Indonesia, meski Telkomsel menjamin keamanan data pelanggan.
“Hubungan
diplomatik antara Indonesia dan Israel belum ada. Kenapa perusahaan itu
dimasuk kan? Stabilitas industri telekomunikasi bisa terganggu,”
kata Roy dengan nada tegas.
Roy
kembali meyakini Amdocs adalah perusahaan IT ber bendera Israel dan
fakta itu tidak bisa dibantah. Dalam laporan keuangan Amdocs di tahun
2009 disebutkan, sebesar 100 persen saham Amdocs Inc. yang berdomisili
diMissouri, AS, dimiliki Amdocs Ltd. yang bermarkas di Ra‘na,
Israel.
Di
AS, katanya, Amdocs Inc hanya berperan sebagai principal operating
subsidiaries atau anak perusahaan operasional Amdocs Ltd di Israel.
Hal
senada juga dikatakan Fardan Fauzan asal Demokrat. Menurut dia,
pemilihan Amdocs sebagai pengelola sistem penagihan (billing system)
dan CRM disinyalir bisa berisiko tinggi.
Ia
khawatir data-data pelanggan akan disalahgunakan untuk hal-hal yang
diperlukan intelegen mereka, seperti penyadapan. (muslimdaily.net,
30/6/2011)